Rabu, 19 November 2014

ADU DOMBA

Adu domba adu domba mengadu domba
Domba dipertaruhkan
Adu domba adu domba mengadu domba
Domba dipertaruhkan


135 JUTA

Seratus tiga puluh lima juta jiwa
Penduduk Indonesia
Terdiri dari banyak suku-bangsa
Itulah Indonesia

Ada Sunda, ada Jawa
Aceh, Padang, Batak
Dan banyak lagi yang lainnya

Seratus tiga puluh lima juta
Penduduk Indonesia
Terdiri dari banyak suku-bangsa
Itulah Indonesia

Janganlah saling menghina
Satu suku-bangsa dengan lainnya
Karena kita satu bangsa
Dan satu bahasa Indonesia

Bhinneka Tunggal Ika
Lambang negara kita Indonesia
Walaupun bermacam-macam aliran
Tetapi satu tujuan

Seratus tiga puluh lima juta
Penduduk Indonesia
Terdiri dari banyak suku-bangsa
Itulah Indonesia

Betawinya, Makassarnya
Bugis, Ambon, Dayak
Dan banyak lagi yang lainnya

Seratus tiga puluh lima juta
Penduduk Indonesia
Terdiri dari banyak suku-bangsa
Itulah Indonesia

1001 MACAM

Seribu satu macam itu bidang pekerjaan
Dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden
Seribu satu macam cara orang mencari makan
Dari menjual koran sampai menjual kehormatan

Ada cara yang halal, ada cara yang haram
Silakan mau pilih cara mana
Namun semua cara ada tanggung jawabnya
Di hadapan Tuhan dan manusia

Seribu satu macam itu bidang pekerjaan
Dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden
Seribu satu macam cara orang mencari makan
Dari menjual koran sampai menjual kehormatan

Banyak orang berkata
Dalam mencari nafkah
Cari yang haram saja sudah susah
Apalagi yang halal

(Jangan didengar
Jangan didengar itu sangat tidak benar
Hu, jangan didengar itu sangat tidak benar)

Banyak orang berkata
Yang jujur pasti hancur
Karena zaman ini sudah edan
Jujur tidak makan

(Zaman yang edan
Zaman yang edan kita jangan jadi syetan
Hu, zaman yang edan kita jangan jadi syetan)

Siapa meninggalkan yang haram
Karena takut kepada Tuhan
Pasti baginya ‘kan digantikan
Rizki yang halal dan digandakan
Insya Allah

Seribu satu macam

Sabtu, 25 Oktober 2014

AIR HINA

He, jangan mentang-mentang punya
Memandang orang tidak dengan sebelah mata
He, jangan mentang-mentang kuasa
Menyuruh orang tolak pinggang setinggi dada

Itu kesombongan (itu kesombongan)
Itu keangkuhan (itu keangkuhan)
Bukan pakaianmu tapi pakaian Tuhan
Yang berhak disembah oleh segenap alam

He, silakan punya dan kuasa
Tapi janganlah angkuh sombong pada sesama

Bukankah engkau dilahirkan telanjang
Tanpa sehelai benang
Kemudian berkat rahmat-Nya Tuhan
Kau bisa jadi orang

Tak malukah, tak sadarkah
Kaukira dirimu siapa

He, tidakkah kauperhatikan
Dari apakah dulu dirimu dijadikan
He, dari tetes air hina
Kau diciptakan lalu engkau disempurnakan

Itu kesombongan (itu kesombongan)
Itu keangkuhan (itu keangkuhan)
Tak pantas kausandang sebagai seorang insan
Yang tiada daya tanpa kehendak Tuhan

He, silakan punya dan kuasa
Tapi janganlah angkuh sombong pada sesama

AIR MATA DARAH

Sudah sering kali kau mengkhianati
Tapi engkau aku maafkan selalu
Tapi kali ini kau sungguh terlalu
Tak mungkin lagi kumaafkan salahmu

Simpan saja air matamu
Tak guna engkau menangis
Hatiku tak akan mencair
Dengan sedu-sedanmu itu

Walaupun tangismu darah
Hatiku tak akan iba
Aku sudah bosan
Melihat permainan sandiwaramu

Sudah sering kali kau mengkhianati
Tak mungkin lagi kumaafkan salahmu

ADUHAI

Pria:
Indahnya, indahnya aduhai

Wanita:
Manisnya, manisnya aduhai

Duet:
Saat-saat memadu cinta
Saat-saat yang paling indah
Kata-kata bak mutiara
Kata-kata dalam bercinta

Wanita:
Mesranya, mesranya aduhai

Pria:
Rasanya, rasanya aduhai

Wanita:
La-la

Pria:
Hm-hm

Wanita:
La-la-la

Pria:
Hm-hm

Wanita:
La-la-la-la-la-la-la-la-la
<> Pria:
La-la-la-la-la-la

Wanita:
Menyanyi, bersama menyanyi
Mencurahkan rasa cinta dalam hati

Pria:
Bersemi, semoga bersemi
Tumbuhlah dan mekarlah cinta sejati

Wanita:
Indahnya, indahnya aduhai

Pria:
Manisnya, manisnya aduhai

Duet:
Saat-saat memadu cinta
Saat-saat yang paling indah
Kata-kata bak mutiara
Kata-kata dalam bercinta

Pria:
Mesranya, mesranya aduhai

Wanita:
Rasanya, rasanya aduhai

Pria:
La-la

Wanita:
Hm-hm

Pria:
La-la-la

Wanita:
Hm-hm

Pria:
La-la-la-la-la-la-la-la
<> Wanita:
La-la-la-la-la-la

Pria:
Sang bunga tersenyum merekah
Gembira menyambut tiba musim cinta

Wanita:
Semuanya nampak gembira
Seakan turut merasa bahagia
 
Rhoma feat Riza Umami

Sabtu, 24 Mei 2014

Semakin Sayang Semakin Kejam

Cukup - cukuplah,
Jangan menambah derita lagi
Terlalu banyak jahitan luka
Tak sanggup aku menahan sakit

Sudah - sudahlah
Kita cari jalan - jalan sendiri
Biarlah jalinan kisah kasih
Berakhir sampai di sini

Semakin sayang aku padamu
Semakin kejam perlakuanmu

Tajam - tajam kata - katamu
Seram - seram perbuatanmu
Tak tahan mata dan telinga
Menerima kenyataan

Sedih - sedih rasa hatiku
Bisa - bisa sakit jiwaku
Tak mampu lagi ku bertahan
Untuk hidup bersamamu

Niat hati tak ingin berpisah
Namun kitapun tak mungkin bersatu
Kumengharap enkau tak membenciku

Cukup - cukuplah

Harga Diri

Di dirimu aku menemukan
Yang mencintaiku
Yang menyayangiku
Di dirimu aku ketakutan
Kau biarkanku
Kau tinggalkanku

Reff:
Bila kamu tak lagi denganku
Ku tak tahu apa 'tuk jalani hidupku
Bila memang kau pergi dariku
Ku tak ada lagi di dunia ini

Mengertikah kau siang malamku
Dan tangis tawaku
Kau semua hidupku
Pandang aku pandanglah hatiku
Aku tak mampu melangkah tanpamu

Back to Reff

Bukan ku tak punya harga diri
Tapi dirimu begitu berarti
Kaulah nafasku engkau harga diriku
Mengerti aku....

Back to Reff

Dua Kursi

la, la, la, la (4X)
la, la, la, la, la, la, la, la (2X)

Kalau hanya makanan dimeja
tak pernah engkau makan
Kalau hanya kopi yang ku suguhkan
tak pernah engkau minum
Tapi jangan sampai kau macam-macam
diluaran rumah kau macam-macam sayang….
awas, awas, awas, awas

Satu kali kau salah melangkah
bibir mulai berdusta
Bila tingkah lakumu berubah
aku pasti curiga

Jangan sampai ada bunga yang baru
diluar rumah…
Aku takut sayangmu terbagi
Aku takut rindumu terbagi
pada orang, pada orang lain

Takkan mau lelaki yang dipuja
menduakan cinta
perasaan wanita tak beda
ingin dipuja dimanja-manja
Satu cinta, satu cinta saja
Cukup saja dua kursi
jangan tambah kursi lagi
diluar rumah ini

Seputih Kapas

Seandainya aku mampu ikut apa katamu
tak mungkin aku tercampak darimu
Seandainya aku bisa nurut apa maumu
kuyakin engkau tak lari dariku

aku hanyalah manusia bias at
tak mungkin seputih kapas
diriku ini cuman insan biasa
tak sama beningnya kaca
seandainya aku mampu……

kurelakan kau pergi dariku
daripada aku menjadi bebanmu
dari dulu kaupun sudah tahu
beginilah keberadaanku ini

haruskah diriku menjadi orang lain
sedangkan hatiku sangat menderita
Seandainya aku mampu ikut apa katamu
tak mungkin aku tercampak darimu

Terlalu

Aku terasa mati ditinggal kekasih
Tak pernah terpikir ini bisa terjadi
Aku terasa pilu saat kau berlalu
Hilang semua kisah cinta dalam hatiku

[*]
Cintaku padamu tlah setinggi langit
Namun kau tak merasakan
Sayangku padamu kan ku ingat slalu
Biar ku bawa sendiri

[**]
Aku tak bisa menahan langkah kakimu
Aku tak bisa menahan kepergianmu
Kamu terlalu telah dengan yang lain
Untuk hidupmu nanti

[***]
Aku tak bisa menahan air mataku
Aku tak bisa kesedihanku
Aku telah hancur hilang semua mimpiku

Back to [*][**]

Aku tak bisa menahan kepedihanku
Aku tak bisa menahan air mataku
hatiku tlah hancur hilang semua mimpiku
Untuk hidupmu nanti

Back to [***]

Aku telah hancur hilang semua mimpiku

Surat Terakhir

"Jakarta, awal September
Kasih, kubuat surat ini
Untukmu, sayangku seorang"

Wahai juwitaku kuatkan hatimu
Kala membaca suratku ini
Dengan hati hancur kunyatakan jua
Bahwa tali cinta kuputuskan sudah
Kuatkan hatimu

Bukan ‘ku tak sudi atau ingkar janji
Bukan pula karena ‘ku tak setia
Namun patuhilah ayah dan bundamu
Yang tak merestui kita berdua

Bila air mata dapat kutuliskan
Tiada kupakai tinta untuk kaubaca
Di surat terakhir

Call Me

apa kabarmu hai kekasihku
ku tahu engkau masih menunggu
jangan jangan kau tinggalkan aku
sabarlah sabar wahai sayangku

*
walau jauh terpisah jarak dan waktu
ku ingin dengar suaramu

reff:
bila sayang, bila rindu, telepon aku
bila cinta, bila kangen, telepon aku
bila ingin, bila mau, teleponlah aku
ku menunggu call me call me call me

bila sayang, bila rindu, telepon aku
bila cinta, bila kangen, telepon aku
ku selalu menunggumu di setiap waktuku
ku menunggu call me call me call me

kan selalu kau masih ingat aku
siang malam ku selalu menunggu
menunggu waktu untuk bicara wooo
bicara bicaralah cinta

repeat *, reff
repeat *, reff

bila sayang, bila rindu, telepon aku
bila cinta, bila kangen, telepon aku
bila ingin, bila mau, teleponlah aku
ku menunggu call me call me call me

ABG Tua

kau tebarkan pesona ke setiap wanita
tanpa kau sadari kau sudah lanjut usia
tingkah lakumu bagaikan seorang remaja
yang ingin dicinta dan selalu mencinta

ku akui gayamu laksana arjuna
yang mencari mangsa bila engkau melihatnya
tingkah lakumu bagaikan seorang remaja
yang ingin dicinta dan selalu mencinta

reff:
abg tua tingkahmu semakin gila
kau menjerat semua wanita
wanita yang ada di depan mata
rayuanmu sungguh mempesona

abg tua tingkahmu semakin gila
tak peduli apa yang kau rasa
tak peduli anak bininya di rumah
emang engkau penjahat wanita

repeat reff

Senin, 12 Mei 2014

HARUSKAH BERAKHIR

putik yang sedang berbunga
harum yang sedang mewangi
haruskah gugur ke bumi

hati yang sedang bahagia
cinta yang sedang bersemi
haruskah berakhir kini

baru saja ku reguk manis madu cinta
kini harus ku telan pahitnya juada
liriklaguindonesiapopuler.blogspot.com
kalau harus berpisah, mengapa berjumpa
awal bahagia berakhir merana
bukan karena salahmu, bukan karena salahku
tetapi kita tiada bahagia

putik yang sedang berbunga
harum yang sedang mewangi
haruskah gugur ke bumi

hati yang sedang bahagia
cinta yang sedang bersemi
haruskah berakhir kini

baru saja ku reguk manis madu cinta
kini harus ku telan pahitnya juada

SASARAN EMOSI

Haaa…. Haaa…. Haaa….
Haaa…. Haaa…. Haaa….

Mengapa kau siksa diriku, seakan aku ini musuhmu
setiap kali engkau marah,
maka tanganmu ikut bicara
Tak tahan, sungguh kutak tahan
jikalau terus begini
Kumohon pulangkan saja
pada kedua orang tuaku

Mengapa kau siksa diriku
seakan aku ini musuhmu

Aku bukan hewan atau benda mati
yang dapat kau jadikan sasaran emosi
Jeritan tangisku tak kau pedulikan,
sesuka hatimu menjatuhkan tangan
Kau kejam bagai seekor macan liar

Sabtu, 10 Mei 2014

CINTA BERAWAN

Jauh sudah langkah kita berdua
Walau di sadari tertutup awan gelap
Bertambah ia bertambah
Bertambah hitam dan gelap awan yang menutupinya
Sampai detik ini gelap masih membayang
Bilakah berlalu langit kembali cerah
Berakhir segalanya
Berakhir awan hitam yang menutup cinta kita berdua

Lelah....lelah ku menanti
Bersinarnya rona pelangi
Lama....lama ku menunggu
Hari hari gelap membisu
Dimanakah kau pelangi
Kau datanglah menyinari
Jangan biarkan gelap terus melanda

Betapa besarnya pengorbanan dirimu
Dalam penantian saat cinta berawan
Menanti segalanya
Menanti awan hitam yang menutup cinta kita berdua

Rabu, 07 Mei 2014

BUNGA PENGANTIN

Bunga melati hiasan di kamar pengantin
Putih tersusun rapi harum segar mewangi
Tanda - tanda bekas pesta masih terasa
Seakan turut mengiringi pesta kita

Bunga melati hiasan di kamar pengantin
Menjadi saksi bisu di malam pertamaku oh.....melati

Reff :
Kini semua telah berubah dengan kepedihan
Kau tuduh diriku telah ternoda

Walau aku telah bersumpah atas nama TUHAN
Kau tetap tak mau menerimaku

Baru tiga hari menikah
kau tega menjatuhkan talak
Kau hina diriku di depan orang
Tanpa kau sadar dirimu siapa

Lihatlah.......semua orang mendengar ceritaku
Lihatlah.......semua orang menatap penuh ragu
Lihatlah.......seakan aku manusia paling buruk
Paling terhina di dunia

BARA CINTA

Kunyalakan api tungku di hatiku
Semakin lama makin membara
Begitu kiranya cintaku padanya
Semakin lama makin bertambah
Tapi kini dia pergi

Apa salahku apa dosaku hingga ku di tinggal pergi
Apakah ini takdir Illahi yang harus kubawa mati
Sukar dicari cinta sejati di dalam kehidupan ini

Selama hidupku baru kali ini
Ku mengalami bermain cinta
Kukira bahagia yang aku temui
Tapi ternyata aku kecewa
Merana karena cinta

Kamis, 13 Februari 2014

AIR BUNGA

Air bunga tiada harum lagi
air bunga tak mampu mencuci 
goresan dosa dosamu dihati 
catatan noda yang berdarah ini 
air bunga ini tiada harum lagi 
air bunga tak mampu mencuci

Percuma saja kau datang lagi 
hati ini terlanjur benci 
biarlah aku seorang diri
tanpa ada kekasih

Terlalu parah kau menyakiti
aku sudah tak sudi lagi
sedalam apa cintaku ini 
sanggup kubunuh mati
takkan ku ampuni pengkhianatanmu kasih 
tanpa ijin malaikat penjagaku ini